Tiga Tips Cerdas Membeli Properti
Membeli
properti bisa dilakukan dengan cara tunai atau kredit. Akan tetapi, pembeli
properti yang cerdik akan memerhatikan beberapa hal.
Jika uang tidak mencukupi untuk membeli secara tunai, maka Anda mesti membeli dengan cara kredit. Kredit pun terbagi menjadi dua, yakni jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term). Jika selisih suku bunga dengan deposito tinggi (lebih dari 5%), lebih baik mencicil properti dengan short term atau tenor di bawah lima tahun.
Saat tren suku bunga meningkat, ambillah kredit properti dengan suku bunga tetap (fixed rate). Sebelum krisis finansial global di akhir 2008, dimana suku bunga KPR meroket hingga 18%, banyak sekali pembeli yang beruntung mendapat KPR dengan suku bunga fix sampai beberapa tahun ke depan.
Setidaknya,
ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan properti, yakni tren suku
bunga, tenor (masa cicilan) KPR, dan selisih suku bunga deposito dengan KPR
(kredit pemilikan rumah).
Suku Bunga
Deposito dan KPR
Jika selisih suku bunga dengan deposito tinggi, lebih dari 5% (misalnya bunga deposito 10%
dan suku bunga KPR 17%), lebih baik membeli properti secara hard cash.
(Baca: Kelebihan Investasi Properti Dibanding Investasi Finansial
Jika selisih
suku bunga deposito dengan suku bunga KPR antara 3% – 5% (misalnya bunga
deposito 10% dan suku bunga KPR 14%), belilah dengan soft cash. Pembayaran
soft cash bisa dengan cara mencicil bertahap atau bisa membayar DP besar
dengan kredit KPR kecil.
Sementara
itu, jika selisih bunga deposito dengan KPR kecil, yakni kurang dari 3%
(misalnya bunga deposito 10% sementara suku bunga KPR 12%), belilah properti
secara kredit dengan tenor selama mungkin (15 – 20 tahun).
Tenor KPR
Jika uang tidak mencukupi untuk membeli secara tunai, maka Anda mesti membeli dengan cara kredit. Kredit pun terbagi menjadi dua, yakni jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term). Jika selisih suku bunga dengan deposito tinggi (lebih dari 5%), lebih baik mencicil properti dengan short term atau tenor di bawah lima tahun.
Tetapi jika
selisih suku bunga deposito dengan KPR antara 3% – 5 %, belilah dengan mencicil
dalam jangka waktu menengah (mid term), yakni antara 5 – 10 tahun.
Sementara itu, jika selisih bunga deposito dengan suku bunga
KPR kecil (kurang dari 3%), belilah properti secara kredit dengan
tenor di atas 10 tahun. (Baca: Tips Memilih Jangka Waktu Cicilan KPR)
Tren Suku
Bunga
Saat tren suku bunga meningkat, ambillah kredit properti dengan suku bunga tetap (fixed rate). Sebelum krisis finansial global di akhir 2008, dimana suku bunga KPR meroket hingga 18%, banyak sekali pembeli yang beruntung mendapat KPR dengan suku bunga fix sampai beberapa tahun ke depan.
Sebaliknya
jika tren suku bunga menurun, sebaiknya pergunakan suku bunga mengambang atau floating
rate. Pada saat krisis finansial global seperti tahun 2008, suku bunga KPR
melambung hingga 15%, bahkan sebagian bank menawarkan bunga KPR 18%. Jika tren
suku bunga terlihat menurun, gunakan sistem floating. Dengan demikian,
Anda bisa memperoleh suku bunga yang lebih rendah, setelah kondisi ekonomi
membaik.
Sumber : https://www.rumah.com/berita-properti/2015/4/90821/tiga-tips-cerdas-membeli-properti
Komentar
Posting Komentar